Ku tutup mataku...mengenangkan bayang-bayang di awangan...luas terbentang pautan di hati...kosong minda sebentar...curiga menghampiri...pudar kata...tergetar jiwa...sepi sendiri melayan hati...tundukkan wajah ke bumi...meletakkan tangan di setiap pancaindera...sejenak terkenang puisi suria mentari...berfikir kelam di hati...berjanji diri pasti...tersurat kembali yang tersirat pergi...garisan duka mengalir deras...membasahi pipi sendiri...tidak diduga ia terjadi...harus diterima pasti...membersih hati mencipta pelangi...hujan gerimis turun menimpa bumi...redha menjadi manipulasi diri...tenang pulang tetapi suram...terhasilnya puisi hati...
Malam semakin gelap gelita…semakin jauh ku sendiri…membilang hari-hari pergi…kelam gelita bersemi di hati sanubari…kata berdetik sunyi menghimpit…sendiri lagi dan masih sendiri…kadang kala…tidak terasa kehadirannya…menjalani kehidupan seharian seperti biasa…tetapi apabila ia hadir secara tiba-tiba…rebah diri terasa…hati berdetar dengan laju tanpa henti…serabut kembali hidup ini…terasa kosong jiwa…hati sepi…memang sukar untuk difahami…tapi itulah yang ku alami…hampir setiap hari…ku harus tempuhinya sendiri tanpa henti…bergelora sanubari dalam diri…kalbu berbisik dengan bahasa hati…mungkin ini memang garisan hidup yang harus ku lalui…walaupun kadang kala ingin mengalir air mata membasahi pipi…menghirup udara sedalam-dalamnya untuk kembalikan keseimbangan diri…lemah kudrat untuk lalui hari-hari yang bakal bertandang…halusinasi terjadi dengan sendiri…tanpa dinanti…ketika ini kata, perlakuan, lisan, dan pancaindera menjadi kabur seketika…terus bermimpi melayangkan diri…
No comments:
Post a Comment